“The Hidden Gem Of Surabaya” Re-Desain Kampoeng Ilmu Surabaya Guna Revitalisasi Objek Wisata Literasi dengan Konsep Soerabaia Tempo Doloe untuk Menumbuhkan Kembali Nilai Filosofi Jawa

Dalam penyebarannya, budaya membaca saat ini memiliki banyak tantangan. Banyak daerah di Indonesia yang masih memiliki akses terbatas ke bahan bacaan, terutama di daerah terpencil dan pedalaman. Kurangnya akses ke toko buku, perpustakaan, dan pusat literasi dapat menjadi hambatan dalam mendapatkan bahan bacaan yang beragam. Kampoeng ilmu sebagai salah satu sentra buku bekas di Surabaya mampu menjadi akses yang terjangkau untuk berbagai kalangan. Surabaya yang memiliki sejarah panjang mampu mempertahankan identitasnya dan memberikan ikatan dari berbagai objek wisata sejarahnya. Soerabaia Tempo Doloe sebagai konsep yang bertujuan untuk memberikan ikatan fisik maupun batin para pengguna agar memberikan suatu kenyamanan dan familiaritas akan suatu tempat. Selain itu Kampoeng Ilmu yang menjadi sentra buku bekas ditujukan agar pengguna dapat menikmati bahan bacaannya. “Alon-Alon waton kelakon” menjadi filosofi jawa yang menggambarkan kehati-hatian dan penghayatan dalam menjalankan proses belajar menjadi konsep pendukung dan untuk menyadarkan secaraa tidak langsung kepada masyarakat yang telah lupa akan filosofi ini. Pengaplikasian konsep ini mencakup area arsitektural, furniture, dan interior yang mampu menghidupkan suasana Surabaya tempo dulu. Dalam sentra buku diperlukan adanya pengembangan untuk menunjang kebutuhan konsumen. Revitalisasi sebagai tujuan untuk menghidupkan kembali suatu mampu menjadi upaya untuk meremajakan kembali tempat yang telah mengalami penurunan dari segi fisik maupun fungsi. ================================================================================================================================== Today's reading culture has many challenges in its dissemination. People from disadvantaged backgrounds or remote areas may have restricted access to reading materials, including books, magazines, and newspapers. The lack of well-equipped libraries and bookstores in certain regions can hinder their exposure to diverse reading content. Kampoeng Ilmu as a book center in Surabaya is able to provide affordable access among all segments of society. Surabaya, which has a long history, is able to maintain its identity and provide ties to its various historical attractions. Soerabaia Tempo Doloe as a concept that aims to provide users with a physical and mental bond in order to provide comfort and familiarity. Kampoeng Ilmu, which is a center for used books, is intended so that users can enjoy their reading material. “Alon-Alon waton kelakon” is a Javanese philosophy that describes caution and appreciation in carrying out the learning process as a supporting concept and to awaken indirectly to people who have forgotten this philosophy. The application of this concept covers the areas of architectural, furniture, and interiors that can liven up the atmosphere of old Surabaya. In book centers it is necessary to develop to support consumer needs. Revitalization as a goal to revive something can be an effort to rejuvenate a place that has experienced a decline in terms of physical and function